Cara Mudah Transformasi Diri di Usia Matang
Pernahkan Anda bertanya kepada diri Anda, "Apakah semua ini sudah cukup? Saya sibuk, tapi apakah saya bahagia? Saya sudah melakukan banyak hal, tapi saya menjadi siapa?"
Jika Anda merasakannya, tenang, Anda tidak sendirian. Kita hidup di dunia yang terobsesi dengan melakukan. Kita adalah "human beings" (manusia yang menjadi), tapi kita seringkali terjebak dalam mode "human doings" (manusia yang melakukan).
Inilah saatnya kita memperkenalkan konsep yang mengubah permainan yaitu To-Be List. Sebuah pergeseran fokus fundamental yang bukan tentang apa yang ingin Anda capai, melainkan tentang siapa Anda saat mencapainya. Ini adalah kunci sejati pengembangan diri yang berdampak.
Jebakan Produktivitas
Di usia matang seperti kita, tanggung jawab kita berada di puncaknya. Karier sedang menanjak, keluarga membutuhkan perhatian, dan tuntutan sosial seakan tak ada jeda. "To-Do List" menjadi dewa penyelamat kita agar tetap waras. Kita percaya bahwa jika kita bisa mencentang semua kotak itu, kita akan sukses, kita akan dihargai, dan akhirnya kita akan mendapatkan keseimbangan hidup.
Tapi kenyataannya seringkali berbeda. Semakin banyak yang kita lakukan, semakin kita merasa hampa. Mengapa?
Karena "To-Do List" bersifat reaktif dan eksternal. Daftar itu seringkali didikte oleh orang lain seperti, atasan, klien, keluarga, atau tuntutan masyarakat. Kita berlari di atas treadmill produktivitas, sibuk, tapi tidak benar-benar bergerak menuju visi hidup kita yang lebih dalam dan Kita mungkin menjadi manajer yang efisien, orang tua yang sigap, tapi kita lupa cara menjadi pribadi yang tenang, menjadi pendengar yang baik, atau menjadi individu yang otentik.
Kita fokus pada hasil (output), bukan pada karakter (input). Inilah yang menyebabkan kita merasa kehilangan arah. Ini bukan lagi soal pengembangan diri, tapi soal manajemen tugas. Padahal yang sesungguhnya kita butuhkan adalah panduan untuk menemukan jati diri kita di tengah semua kesibukan itu.
Apa Sebenarnya "To-Be List" Itu?
Sederhananya, "To-Be List" adalah daftar yang berisi karakter, nilai-nilai (values), dan sifat-sifat yang ingin Anda wujudkan dalam hidup Anda sehari-hari.
Mari kita lihat perbedaannya:
- To-Do List: Selesaikan presentasi klien sebelum jam 5 sore.
- To-Be List: Menjadi pribadi yang tenang dan fokus di bawah tekanan saat mengerjakan presentasi.
- To-Do List: Mengadakan rapat tim mingguan.
- To-Be List: Menjadi pendengar yang empatik dan suportif selama rapat tim.
- To-Do List: Menghabiskan waktu bersama anak-anak di akhir pekan.
- To-Be List: Menjadi orang tua yang hadir seutuhnya (present) dan penuh perhatian saat bersama anak-anak (bukan sambil mengecek ponsel).
Lihat pergeserannya? "To-Do List" adalah tentang apa yang Anda kerjakan. To-Be List adalah tentang siapa Anda saat mengerjakannya.
Ini adalah sebuah perubahan pola pikir yang radikal. "To-Be List" memaksa kita untuk berhenti sejenak dan bertanya, "Versi terbaik dari diri saya akan menangani situasi ini seperti apa?" Ini adalah tentang niat (intention) di balik tindakan (action).
Mengapa "To-Be List" Mengubah Segalanya?
Mungkin Anda berpikir, "Ini terdengar bagus, tapi bukankah ini hanya permainan kata? Saya tetap harus menyelesaikan laporan itu!"
Ini lebih dari sekadar permainan kata. Ini adalah strategi inti untuk pengembangan diri yang berkelanjutan dan kunci untuk menemukan jati diri Anda yang sesungguhnya.
- Identitas Mengalahkan Tindakan
Banyak dari kita mencoba mengubah kebiasaan dengan fokus pada tindakan (To-Do, "Saya harus olahraga 30 menit"). Tapi ini sering gagal karena identitas kita belum berubah.
James Clear, dalam bukunya yang fenomenal, “Atomic Habits”, menyoroti hal ini dengan brilian. Ia menjelaskan bahwa perubahan perilaku yang paling bertahan lama adalah perubahan berbasis identitas.
Sebagaimana ditulis oleh James Clear: "Tujuan Anda seharusnya bukan membaca buku, tujuan Anda adalah menjadi pembaca. Tujuan Anda bukan lari maraton, tujuan Anda adalah menjadi pelari." (Clear, 2018, hal. 20).
Ketika Anda fokus pada To-Be List ("Saya ingin menjadi orang yang sehat dan bugar"), tindakan seperti memilih salad atau berjalan kaki menjadi konsekuensi alami dari identitas baru itu, bukan paksaan dari "To-Do List". Perubahan pola pikir ini adalah segalanya.
- Kunci Menuju Keseimbangan Hidup yang Otentik
Bagi banyak dari kita di usia matang, keseimbangan hidup terasa seperti mitos. Kita mencoba menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, tapi rasanya seperti memindahkan beban dari satu sisi ke sisi lain.
"To-Be List" menawarkan solusi yang berbeda. Keseimbangan hidup sejati bukanlah tentang membagi waktu 50/50, melainkan tentang menjadi pribadi yang utuh di mana pun Anda berada.
Jika To-Be List Anda adalah "menjadi pribadi yang penuh damai," Anda bisa membawa kedamaian itu ke dalam rapat yang menegangkan di kantor, dan Anda juga membawanya ke meja makan di rumah. Anda tidak lagi terpecah menjadi "diri-kantor" dan "diri-rumah". Anda hanya menjadi diri Anda sendiri, yang utuh.
- Jangkar di Tengah Badai Kehidupan
Hidup di usia matang penuh dengan ketidakpastian. Perubahan karier, anak-anak yang beranjak remaja (atau bahkan dewasa dan meninggalkan rumah), serta pergeseran prioritas pribadi. "To-Do List" kita bisa berubah total dalam semalam.
Namun, To-Be List Anda adalah jangkar Anda.
Pekerjaan Anda bisa hilang, tapi karakter Anda "sebagai pribadi yang tangguh" akan tetap ada. Proyek Anda bisa gagal, tapi "diri Anda yang pembelajar dan adaptif" akan menemukan cara baru. Inilah fondasi dari pengembangan diri yang tidak goyah oleh keadaan eksternal.
Bagaimana Cara Membuat "To-Be List" Anda?
Membuat To-Be List bukanlah tugas satu malam. Ini adalah proses refleksi yang mendalam, sebuah perjalanan untuk menemukan jati diri Anda.
Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk memulainya:
- Mulailah dengan Visi Akhir Anda
Ini adalah konsep fundamental yang dipopulerkan oleh mendiang Stephen R. Covey. Dalam mahakaryanya, “The 7 Habits of Highly Effective People:1989 hlm. 97” mengajak kita membayangkan pemakaman kita sendiri dan memikirkan apa yang kita ingin orang katakan tentang kita. Apa yang Anda ingin pasangan, anak, kolega, atau sahabat Anda katakan tentang karakter Anda?
"Dia adalah ayah yang sabar." "Dia adalah mentor yang selalu suportif." "Dia adalah pribadi yang berintegritas dan jujur."
Jawaban-jawaban inilah yang menjadi cikal bakal To-Be List Anda. Seperti yang Covey tekankan, kepemimpinan pribadi (personal leadership) adalah tentang memutuskan apa yang benar-benar penting (To-Be), sebelum kita masuk ke manajemen pribadi (personal management) atau "To-Do List" kita.
- Tentukan Nilai-Nilai Diri Anda
"To-Be List" Anda harus berakar pada nilai-nilai inti Anda. Jika Anda tidak tahu apa yang Anda perjuangkan, Anda akan mudah terseret oleh agenda orang lain.
Ambil waktu 15 menit. Tuliskan semua nilai yang Anda anggap penting (misal: Keberanian, Kasih Sayang, Integritas, Kreativitas, Pertumbuhan, Kebebasan). Kemudian, kerucutkan menjadi 5 nilai teratas yang paling menggambarkan siapa Anda di versi terbaik.
- Tuliskan dalam Kalimat "Menjadi..."
Sekarang, ubah nilai-nilai itu menjadi pernyataan "To-Be" yang aktif dan dapat ditindaklanjuti.
- Jika nilainya "Keberanian": "Menjadi pribadi yang berani mengambil sikap atas apa yang benar, bahkan ketika itu tidak populer."
- Jika nilainya "Kasih Sayang": "Menjadi orang pertama yang menawarkan bantuan, bukan yang menghakimi."
- dan Jika nilainya "Pertumbuhan": "Menjadi pribadi yang selalu penasaran dan terbuka terhadap ide-ide baru."
- Letakkan di Atas "To-Do List" Anda
Ini adalah bagian terpenting. Setiap pagi, sebelum Anda melihat daftar tugas (To-Do), bacalah To-Be List Anda.
Saat Anda melihat tugas: "Rapat dengan tim sales." Tanyakan: "Bagaimana saya bisa menjadi pemimpin yang suportif (To-Be) saat saya melakukan rapat ini (To-Do)?"
Tindakan Anda mungkin tetap sama (mengadakan rapat), tetapi energi dan dampak yang Anda bawa akan sangat berbeda. Inilah perubahan pola pikir yang sesungguhnya.
Akseleras Transformasi Anda bersama Coach David Setiadi
Menulis To-Be List adalah langkah awal yang luar biasa. Namun, jujur saja, antara menulis daftar dan menjadi daftar itu, ada jurang yang dalam.
Seringkali, kita tahu kita ingin menjadi pribadi yang sabar, tapi kita tetap meledak dalam kemacetan. Kita ingin menjadi pemimpin yang empatik, tapi kita memotong pembicaraan tim kita.
Mengapa? Karena ada "program" di bawah sadar, ada mental block dan pola pikir lama yang menyabotase usaha kita. Menemukan jati diri sejati kita seringkali terhalang oleh lapisan-lapisan keyakinan lama yang bahkan tidak kita sadari.
Di sinilah peran seorang pembimbing menjadi krusial. Jika Anda serius ingin bertransformasi dari sekadar melakukan menjadi menjadi versi terbaik dari diri Anda, ini adalah undangan untuk Anda.
Coach David Setiadi telah mendedikasikan dirinya untuk membantu individu seperti Anda melakukan lompatan ini. Melalui program pelatihannya, Anda tidak hanya akan diajak menulis To-Be List, tetapi Anda akan dibimbing untuk benar-benar menghidupinya.
Apa yang akan Anda dapatkan dengan mengikuti pelatihan Coach David Setiadi?
- Membongkar Akar Masalah: Anda akan dipandu untuk mengidentifikasi dan membongkar mental block dan pola pikir yang selama ini menghalangi Anda. Ini bukan sekadar motivasi di permukaan, tapi transformasi di level identitas.
- Klarifikasi Visi yang Tajam: Bersama Coach David, Anda akan memetakan "To-Be List" Anda secara mendalam, memastikan daftar itu selaras 100% dengan tujuan hidup unik Anda, membantu Anda menemukan jati diri yang otentik.
- Tools Praktis yang Teruji: Anda tidak akan pulang dengan teori. Anda akan dibekali strategi dan tools yang praktis untuk mengintegrasikan karakter "To-Be" Anda ke dalam "To-Do" harian Anda, menciptakan keseimbangan hidup yang nyata.
- Komunitas yang Mendukung: Anda akan bergabung dengan komunitas individu yang sama-sama berkomitmen pada pengembangan diri, menciptakan lingkungan yang positif untuk bertumbuh.
Berinvestasi pada "To-Do List" Anda mungkin memberi Anda promosi. Berinvestasi pada To-Be List Anda akan memberi Anda kehidupan.
Berhentilah berlari di treadmill kesibukan. Saatnya untuk benar-benar bergerak maju. Daftarkan diri Anda dalam program Coach David Setiadi dan mulailah perjalanan menjadi siapa Anda seharusnya.
Kesimpulan: Warisan Anda Bukanlah Tugas yang Selesai
Pada akhirnya, warisan yang kita tinggalkan bukanlah seberapa panjang "To-Do List" yang berhasil kita centang. Tidak ada yang akan mengingat kita karena kita berhasil membalas 50 email dalam sehari.
Orang akan mengingat kita karena siapa kita,, kebaikan kita, integritas kita, kesabaran kita, dan keberanian kita. Mereka mengingat To-Be List kita.
Jangan biarkan hidup Anda didefinisikan oleh kesibukan. Mulailah hari ini. Ambil secarik kertas, dan di atas semua daftar tugas Anda, tuliskan pertanyaan paling penting:
"Saya ingin menjadi siapa hari ini?"
Jawaban Anda atas pertanyaan itu akan mengubah segalanya.
Phone/WA/SMS : +61 406 722 666


